Monday, May 25, 2009

Pertanyaan kecil tentang kematian di suatu siang

Hari Jumat yang lalu, saya ajak Tara berenang. Ini permulaan dari janji saya kepada diri sendiri bahwa selama saya tidak bekerja, Tara harus makin mahir berenang dengan ajaran saya sendiri.

Karena kami sudah dua malam menginap di rumah kedua kami di BSD, pilihan tempat berenang kami jatuh pada Ocean Park. Tiba disana, sudah ada antrian panjang untuk membeli tiket. Lalu saya mintalah pengasuh Tara untuk mengantri, sementara saya menemani Tara.

Dekat dengan kami, ada sebuah televisi. Kebetulan sekali, sedang ada ulasan tentang kecelakaan pesawat Hercules beberapa hari sebelumnya. Kebetulan pula, sedang disorot sebuah keluarga yang sedang menangis di hadapan sebuah peti mati.

Tara lalu bertanya pada saya, tanpa mengalihkan pandangannya dari TV, "Bunda, kenapa sih mereka nangis". Saya jawab, "Karena ada yang meninggal sayang". Tara spontan melihat kepada saya dan bertanya lagi, "Kenapa kalau ada yang meninggal, mereka nangis?".

Hmmm....saya sempat terdiam sebentar, iya ya, kenapa.

Pertanyaan Tara yang polos itu mengusik hati saya sedikit. Kalau dipikir-pikir, apakah setiap kehilangan memang harus ditangisi. Kadang, kalau saya berpikir tentang Papa, Datuk (kakek), nenek saya, dan beberapa om atau tante saya yang sudah tiada, kemudian saya melihat kehidupan saat ini, saya sering mengucap syukur bahwa mereka tidak harus melihat apa yang terjadi saat ini. Mereka tidak harus melihat betapa republik ini semakin tidak menentu - sementara mereka berjuang demi kemerdekaan tanah air yang sekarang kita injak-injak dengan segala perilaku yang tidak pantas: korupsi, ketidak sopanan terhadap sesama, 'dingin'nya hati terhadap penderitaan sesama...itu hanya beberapa hal yang sering kita temui di berita-berita.

Suami saya pernah berkata - harusnya, kematian adalah sesuatu yang dirayakan dengan suka hati. Karena, yang sudah tiada, sudah melanjutkan perjalanan mereka. Sementara kita, masih disini, masih merayap, mencoba mencakar-cakar sedikit demi sedikit sisa kebaikan dalam hidup, dan berharap perjalanan kita kelak akan menjadi lebih baik, dibandingkan hidup kita sekarang.

Jadi, harusnya, kita menangis karena diri kita sendiri, bukankah begitu?. Karena kita tidak tahu, dan mungkin tidak pernah tahu, apakah kita siap untuk menghadapi perjalanan itu kelak. Sementara yang meninggalkan kita, sudah tahu apa yang ia harus hadapi. Sudah pupus satu pertanyaan terbesarnya, "Akan seperti apakah kelak dunia kematian itu?".

Kembali ke pertanyaan Tara, akhirnya saya jawab, "Karena, mereka tidak bisa ketemu lagi dengan yang sudah meninggal itu, selama-lamanya". Tarapun terdiam, dan kemudian asyik memperhatikan anak-anak lain dan lupa dengan perbincangan kami.

Saya tidak tahu, kapan saya bisa menjelaskan pada Tara kenapa kita harus menangisi kematian, dengan menggunakan logika seperti yang saya utarakan di atas. Tapi yang jelas, satu hari nanti, rasanya ia harus bisa melihat kematian dengan perspektif yang berbeda - bahwa kehilangan seseorang selama-lamanya tidak berarti buruk, dan bahwa ia harusnya berbahagia bahwa orang itu telah melanjutkan perjalanan. Dan kelak ia harus bersiap diri pula untuk melanjutkan perjalanannya.

Masih di hari yang sama, malam harinya, saat saya sudah lupa apa yang ia tanyakan siang itu, Tara bertanya lagi, "Bunda, kalau gitu, nanti kalau bunda meninggal, Tara nggak bisa lagi dong ketemu sama bunda, selama-lamanya". Saya hanya membelai kepalanya, dan berkata, "Iya sayang. Kalau ada hidup ya ada mati, itu aja".

Ah anak kecilku...Bunda tidak tahu apakah kamu akan menangis semalaman kelak kalau Bunda dipanggil sebelum kamu oleh Yang Maha Memiliki, seperti saat Bunda kehilangan Opamu. Sulit memang untuk tidak menangisi kepergian seseorang. Tapi satu hari, kamu mudah-mudahan akan tahu, bahwa kepergian juga membawa kebahagiaan, dengan caranya sendiri.

(RIRI)


Pada akhirnya, kematian hanyalah sebuah istirahat yang panjang...

No comments:

Post a Comment

Bayangkan

Saat saya menulis ini, Indonesia sedang mengalami badai kedua (atau bahkan ketiga?), yang mengakibatkan naiknya kasus dan tingkat kematian, ...

Popular Posts