Saturday, February 4, 2017

Cuma kita yang tahu


Kemarin malam, kakak saya tahu-tahu nanya, “Emang kalo udah seumur kita gini harus ya reuni?”. 

Saya cuma nyengir, nggak tahu harus jawab gimana pertanyaan itu.  

Tadi pagi, seperti biasa saya jogging sendirian. Saat favorit saya di ujung minggu, dimana saya sibuk dengan pikiran saya sendiri. Dan entah kenapa, tahu-tahu tadi saya ingin jogging ditemani Keane, salah satu band Inggris favorit saya. 

Dari sekian banyak lagu Keane, salah satu yang bermakna sekali buat saya adalah lagu Somewhere Only We Know.  

Tadinya, saat pertama saya dengar lagu ini, dia seperti menyuarakan isi hati saya terutama di saat-saat dimana saya butuh sendiri. Sebuah lagu yang paham bahwa kadang ada saja masanya saya ingin melarikan diri ke sebuah tempat yang cuma saya yang tahu dimana, dan kenapa saya harus kesana. 

Melarikan diri bukan karena saya nggak hepi dengan keadaan, tapi karena saya memang kadang-kadang butuh waktu untuk sendiri dan menata pikiran dan hati supaya bisa berlari lagi.  

Tadi, lagu ini nongol dari playlist Keane. Dan karena sedang jogging, saya jadi fokus dengerin liriknya.

"Somewhere Only We Know"
I walked across an empty land
I knew the pathway like the back of my hand
I felt the earth beneath my feet
Sat by the river and it made me complete

Oh simple thing where have you gone?
I'm getting old and I need something to rely on
So tell me when you're gonna let me in
I'm getting tired and I need somewhere to begin

I came across a fallen tree
I felt the branches of it looking at me
Is this the place we used to love?
Is this the place that I've been dreaming of?

Oh simple thing where have you gone?
I'm getting old and I need something to rely on
So tell me when you're gonna let me in
I'm getting tired and I need somewhere to begin

And if you have a minute why don't we go
Talk about it somewhere only we know?
This could be the end of everything
So why don't we go
Somewhere only we know?



Mendengarkan lirik lagu ini lagi, tiba-tiba, saya tahu jawaban untuk pertanyaan kakak saya kemarin.

Ketemu teman lama itu sebagian besarnya adalah mengingat kembali banyak hal yang cuma kita yang tahu. Ada banyak cerita yang kalau kita ceritakan pada orang lain, mungkin bukan cuma dia nggak ngerti, tapi juga bingung ngapain hal kayak gitu kok dikerjain.

Dan kadang seiring dengan berjalannya waktu, dan usia, adakalanya butuh untuk kembali ke masa dimana hidup lebih simpel, lebih sederhana. Nggak banyak intrik, nggak banyak pertanyaan. Yang ada cuma setumpuk tugas, sukur-sukur bisa lulus dengan nilai yang nggak bikin malu diri sendiri dan orang tua, dan dapet kerjaan yang sukur-sukur bisa bikin kita nggak minta uang lagi ke orang tua.

Atau saat hidup cuma berkutat sekitar main sepeda sampai sore dan bau keringet, pulang, mandi, nonton sebentar, belajar kalau nggak males, lalu tidur.

Atau saat bekerja adalah juga nongkrong di pantry kantor sambil ngebanyol dan ketawa sampai sakit perut, melepas penat gara-gara deadline yang selalu jadi musuh bersama tapi juga kawan yang harus diakrabi karena memenuhinya memungkinkan kita terima gaji setiap bulan. Hmmm….yang ini mungkin kedengarannya bukan sesuatu yang sederhana, tapi tetap saja, cara kita mengakrabi hal sehari-hari ini kadang cuma kita yang tahu.

Apakah lalu kebutuhan untuk kembali ke semua itu baru muncul saat umur sudah kepala 4?, ya mungkin karena di umur inilah kita mulai mikir kalau orang yang paling ngerti apa yang sudah kita alami, ya orang-orang yang dulu pernah mengalaminya juga.

Atau mungkin seperti kata Keane: This could be the end of everything, so why don't we go, somewhere only we know?. Bahwa kita nggak tahu berapa lama lagi waktu yang kita punya, jadi kenapa kita nggak kunjungi lagi ‘tempat’ yang cuma kita yang tahu, sebelum segalanya berakhir. 

Somewhere, or something, that only we know, because we have shared it together. It may be a place, it may be a story. Whatever it is, it has made our lives sweet and memorable. 


(R I R I)

No comments:

Post a Comment

Bayangkan

Saat saya menulis ini, Indonesia sedang mengalami badai kedua (atau bahkan ketiga?), yang mengakibatkan naiknya kasus dan tingkat kematian, ...

Popular Posts