Thursday, November 10, 2011

Genderang UI, genderang sunyi


Universitas Indonesia universitas kami
Ibukota negara pusat ilmu budaya bangsa
Kami mahasiswa pengabdi cita
Kejar ilmu pekerti luhur tuk nusa dan bangsa

S’mangat lincah gembira
Sadar bertugas mulia
Berbakti dalam karya
Mahasiswa

Universitas Indonesia perlambang cita
Berdasarkan pancasila dasar negara
Kobarkan semangat kita demi ampera


Genderang UI, atau Mars UI. Ih…pertama kali nyanyi lagu ini, rasanya gimanaaaa gitu. Mungkin persis seperti prajurit-prajurit muda dulu berangkat ke medan laga, dengan dada sesak oleh semangat untuk membela negara. OK lebay.com.

Waktu masa perploncoan (ospek atau opspek, apalah namanya itu, been too long cyiiiinnn…can’t remember what it was anymore), saya bahagia sekali kalau sudah hari Minggu. Saatnya latihan paduan suara untuk persiapan nyanyi di balairung UI. Menemani para sarjana di wisuda mereka. Wah waktu itu rasanya sueneeeng buanget lho. Maklum, saya tidak pernah mengira bisa lulus Sipenmaru dan masuk UI!. Lha wong semangat belajarnya mirip PLN, byarpet – kalau tidak digebyar mampet.

Pertama nyanyi lagu ini, saya jadi membayangkan kami adalah pemuda pemudi bangsa yang sedang berjuang. Lewat pendidikan yang lebih tinggi, mengisi otak dan hati dengan ilmu yang kelak bisa kami gunakan untuk kebaikan, supaya Indonesia bisa jadi negeri yang lebih baik. Ini salah satu lagu yang bikin saya membayangkan para mahasiswa tempo doeloe yang berjuang demi Ampera. Dan nyanyi lagu ini somehow, bikin saya merasa jadi bagian dari perjuangan itu (sotoy.com…lahirpun belum…).

Tadi siang, saya jadi berpikir. Lagu ini, kalau dinyanyikan dalam konteks sekarang, apa rasanya ya.


Beberapa minggu yang lalu, saya harus ketemu dengan klien. Setelah selesai obrolan pekerjaan, kami ngobrol ngalor ngidul. Ndilalah, ternyata kami berempat semua alumni UI. Bergulirlah cerita tentang lagu-lagu yang dinyanyikan di wisuda di balairung. Dan, bergulir pula cerita tentang biaya kuliah.

Saya waktu itu datang dengan anggota tim yang paling muda. Obrol punya obrol, saya baru tahu bahwa kolega saya ini sudah termasuk mahasiswa yang harus membayar kuliah dengan 7 digit angka. Sementara saya dan kedua klien saya, masih dengan 6 digit. Itupun masih di bawah harga sebuah handphone Nokia yang paling sederhana (hayo tebak sendiri. Tebakan anda menentukan kelihaian anda menebak usia kami bertiga).

Waktu itu kami bertiga cuma bisa melongo begitu tahu berapa uang kuliah yang harus dibayar oleh anggota tim saya itu.


Tadi siang, mungkin gara-gara dengar lagu-lagu perjuangan di sebuah food court, tiba-tiba saja saya ingat dengan lagu Genderang UI. Dan tiba-tiba saja dada saya jadi perih. Bayar uang kuliah 7 digit per semester, di sebuah universitas yang di dalam mars-nya terdapat kata-kata ‘Pancasila’ dan ‘ampera’. Aduh. Ada yang salah.

Iya sih, sah-sah saja universitas mencari uang. Tapi bayar 7 digit per-semester?. Who the hell have that kind of money?. Dan apa artinya itu?. Artinya, ya hanya the haves yang berhak mengecap pendidikan di salah satu universitas terbaik di negeri ini. Artinya, hanya kerucut teratas dari segitiga masyarakat Indonesia yang mampu, sementara kaki dari segitiga itu, yang melebaaar sekali, bisa apa?.

Well, kita semua tahu bagaimana kondisi pendidikan di negeri ini. Tapi rasanya pengkhianatan demi pengkhianatan terhadap perjuangan banyak orang, termasuk di ranah pendidikan, semakin jauh mengakar. Padahal, pendidikan adalah salah satu alat untuk keluar dari keterpurukan, dari kemiskinan, dari ketidakberdayaan.

Kalau yang mengarang lagu Genderang UI masih hidup, apa ya rasanya. Apa yang kira-kira beliau akan ucapkan. Yang terjadi sekarang, rasanya tidak sejalan dengan semangat lagu itu – mengusung ilmu demi kemajuan dan kesejahteraan semua orang. Dan itu bukan melulu salah institusi. Saya tidak tahu sih itu salah siapa (daripada dibilang sok tahu nuduh-nuduh). Tapi yang jelas, menyanyikan lagu Genderang UI sekarang, buat saya, jadi seperti menepuk genderang yang tak berbunyi. Cuma suara pluk…pluk…pluk… Lemah. Bukan BAM…BAM….BAM….BAM….seperti dulu waktu saya nyanyikan lagu itu sebagai mahasiwa baru.

Selamat Hari Pahlawan. Mari kita doakan para pejuang pendidikan dimanapun mereka berada.


R I R I

10 November 2011


2 comments:

  1. sekarang tambah mahal boss,,banyak pembangunan soalnya :D

    ReplyDelete

Bayangkan

Saat saya menulis ini, Indonesia sedang mengalami badai kedua (atau bahkan ketiga?), yang mengakibatkan naiknya kasus dan tingkat kematian, ...

Popular Posts