Sunday, January 11, 2015

10 hal yang akan menyelamatkan kewarasan anda saat traveling di Indonesia

Saya sering sekali dengar komentar kalau melakukan road trip di Indonesia itu ribet, rempong, susah. Apalagi kalau udah keluar dari kota-kota besar.

Kami sekeluarga hobinya justru itu: melakukan road trip. Soalnya Indonesia is best explored that way: pelan-pelan, sambil jalan, berhenti sini berhenti sana, surprising ourselves.

Di perjalanan akhir tahun kemarin, saya dan Tara, anak saya yang pertama, iseng-iseng bikin daftar apa aja sih yang bisa dilakukan supaya orang yang travel di Indonesia pada umumnya, dan yang ingin road trip, nggak frustrasi. Jadilah daftar ini - which is not meant to be exhaustive, yang kami buat dari iseng-iseng itu tadi.


1. Pastikan anda sudah duduk dan memesan makanan di restoran atau warung SEBELUM ANDA LAPAR.

Siapa yang pernah duduk di restoran atau warung, lalu pesanan anda nggak keluar-keluar sampai yaaaahhhh setengah jam setelahnya deh. Kami berkali-kali ngalami itu apalagi kalau sudah travel ke daerah-daerah yang lebih kecil. Solusi kami, sebisa mungkin ya itu: sebelum lapar, kira-kira sejam atau kalau terpaksa ya setengah jam sebelum makan siang atau makan malam, kami sudah melipir masuk restoran.


2. Kalau anda berhenti di suatu tempat lalu tahu toiletnya bersih, PAKSA diri anda untuk buang air.

Eh ini serius!!!, apalagi kalau anda perempuan. Ya namanya perempuan kan seslebor-slebornya ada dong jijiknya. Atau kalau bawa anak yang jijikan - ini derita kami dengan Lila nih...masih dalam tahap pelatihan. Si kakak sih udah terlatih bertahun-tahun sekarang sama slebornya sama bundanya. Tapi ya tetap ada batasan laaahh.. Jadi itu kunci kami, kalau ketemu toilet yang bersih, semua akan memaksa diri supaya buang air kecil. Karena let's face it, toilet belum jadi salah satu prioritas di banyak tempat di negeri cantik ini.


3. Kalau anda atau ada anggota keluarga yang belum atau tidak terbiasa menggunakan toilet jongkok, latihan dululah sebelum pergi.

Ini masih ada hubungannya sih dengan nomer 2. Kalau beruntung nemu toilet duduk ya gunakan segera walaupun rasanya anda sedang tidak ingin. Tapi ya yang paling baik sih siap-siap pakai toilet jongkok deeeehhh...karena makin jauh dari kota besar, toilet duduk itu seperti berlian: susah pake banget dicarinya!.


4. Jangan percaya begitu saja dengan tanda jalan.

Kalau menurut anda ini aneh, wait till you experience it yourself terutama sekali lagi di tempat-tempat yang jauh dari kota besar. Itupun kalau anda beruntung sih masih bisa menemukan tanda jalan atau arah yang anda inginkan. Seringkali sih, nggak ada tandanya. Cara terbaik dan paling bisa diandalkan: cari polisi untuk bertanya. Karena kalau nanya sama orang lokal bisa ada 2 kemungkinan: (1) anda nggak ngerti jawabannya (serius...bahasa Indonesia di beberapa daerah kalau dilogatkan dengan logat lokal adakalanya susah kita ngerti!), atau (2) arah yang dia tunjukin anda nggak ngerti juga.

Waktu kami dari Makassar ke Rantepao, di Pare Pare kami kebingungan keluar dari kotanya setelah mampir sebentar ke Indomaret. Untung ketemu polisi, yang akhirnya menuntun kami ke jalan yang benar - saking dia bingung jelasin kami harus kemana, salah satu naik motor dan kami ikuti di belakangnya.

Dan kami bukan pengguna teknologi sih memang. Masih lebih suka bertanya atau melihat peta secara fisik. Lebih seru!. Dan ada kepuasan tersendiri menandai di peta, kami akan dan sudah kemana saja.

Lagipula sinyal luar biasa 'stabil' di Indonesia, ya kan?. Jadi lupakan niat 100% pake gadget anda, biasakan bertanya dan tetap bawa peta fisik yang bisa diandalkan. Dan pengalaman beberapa teman saya yang pernah pakai apapun itu, dari Google Maps sampai Waze di luar kota besar, mereka malah tersesat!.


5. Bersiaplah untuk tersesat dan menemukan sesuatu yang anda nggak kira.

Ini ada hubungannya dengan poin di atas. Jadikan tersesat itu bagian dari pengalaman anda, jangan ngomel.


6. Selalu bawa hiburan anda sendiri demi menyelamatkan diri dari yang namanya 'jam karet'.

Di jaman dimana semua orang tampaknya gadget freak ini mungkin saran yang nggak perlu disebutkan lagi sih. Cuma yaaa...harus diusahakan bawa juga sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan gadget apapun, supaya anda nggak jadi perhatian orang. Kebayang nggak anda sibuk dengan tablet di sebuah kapal cepat yang akan membawa anda ke Seram di Maluku sana, sementara sekeliling anda masih banyak yang pakai feature phone?. Yes. Sensitif sedikitlah pada lingkungan anda.


7. Pastikan anda punya 'kotak Dora Emon'.

Isinya: krim anti nyamuk, Tolak Angin (ih suweeerrrr ini top abis untuk ngademin gejala masuk angin, atau sekedar bikin badan anget), minyak tawon - jaga-jaga kalau anda kena gigit serangga, plester luka, minyak kayu putih (dan kalau bisa, bawang merah. Ini kalau anda sama seperti saya yang masih percaya pengobatan tradisional terutama untuk anak-anak. Kombinasi bawang dan minyak kayu putih ini selalu jadi penyelamat), Norit, Diapet, Panadol yang biru, Panadol untuk anak kalau anda sama anak, tisu basah, tisu kering, Anti bacterial solution - itu lho cairan pembersih yang tinggal pake itu.

Itu the very basic yang saya jinjing kemana-mana. Kemarin ini bahkan isi tas Dora Emon kami saya tambah dengan: pisau dapur yang ada tutupnya supaya bisa dibawa kemana-mana - jadi kalau pengen makanan yang harus dipotong, di jalanpun nggak masalah (teman saya ada juga yang bawa Victorinox yang palugada itu); senter - karena Indonesia ini lagi trend mati listrik, males kan kalau di kamar tahu-tahu mati lampu?; dan sendok makan - ya kalau lagi jalan kan siapa tahu harus makan bekal di mobil, kadang males juga bersih-bersihin tangan pakai tisu basah.


8. Be brave - try local food.

Ini makanya bawa Norit dan Diapet - kalau ada apa-apa at least anda sudah punya penangkalnya...hihi..


9. Terutama kalau anda juga orang Indonesia: BERGAUUUULLL.

Sering sekali saya gemes lihat pelancong dalam negeri yang sibuk sendiri. Padahal, menghabiskan waktu dengan orang lokal, mendekati mereka, sedikit sok akrab, ngobrol, itu luar biasa asiknya. Anda tidak akan kenal dengan daerah itu seutuhnya kalau cuma datang dan 'menuriskan' diri. After all, ini kan tanah air anda. Jadi bergaul, bro, sis...


10. Have a sense of humour :)

Indonesia memang tidak se-develop negara tetangga seperti Malaysia atau Singapura kalau bicara soal infrastruktur. Tapi jangan jadikan itu alasan buat anda untuk menggerutu. Look at it with a sense of humour. Ketawa itu kan, sehat. Jadi yaaa santai sajalah, dan mulai petualangan anda.

Teman saya juga bilang hal ini penting kalau anda kebetulan duduk di restoran, meja sebelah bule semua, dan mereka lagi cekikikan ngetawain Indonesia dan segala 'keterbelakangan' kita di mata mereka. Sabaaarrr, dan anggaplah itu bunga dalam perjalanan anda.


Mungkin memang iya travel di Indonesia ini lebih butuh persiapan mental dan fisik. Tapi tetap lho, seru!.

Jadi tunggu apa lagi, mulailah petualangan anda di negeri yang cantik ini. Jangan takut, after all, ini negeri sendiri. Kalau ada apa-apa, anda jangan-jangan malah ketemu saudara :)

Pecah ban di poros Sinjai - Bulukumba. Mengesalkan mungkin, tapi ya namanya road trip, ini salah satu resiko. Jadi kami enjoy aja...malah asik ketemu 'saudara'



Berkenalan dengan keluarga baik hati ini, punya warung buah di tepi jalan. Kami disuguhi teh panas dan kue. Keramahan sederhana, yang susah mungkin ditemukan di Jakarta


Kami kenalan dengan (dari kiri ke kanan) Bu Iin dan suaminya Pak Rahmat - yang punya anak 2 dan kebun merica, duren dan rambutan; lalu Pak Umar - asli Maluku dan kerja di TNI AD, anaknya Pak Umar yang lucuuu banget, dan mertuanya - bu Rupiah. Pak Rahmat dan Pak Umar membantu Cip sampai selesai, bahkan Pak Umar yang mboncengin Cip ke bengkel ban, 200 meter dari tempat ini. Setelahnya Cip numpang mandi di rumah Pak Rahmat, ikut minum teh panas dan makan kue. Kami menemukan saudara, ratusan kilometer dari Jakarta. Itu, adalah sesuatu yang berharga... Perhentian 2 jam ini memang bikin kami sampai di Bulukumba lebih lama dari yang kami rencanakan, but then, apalah artinya waktu dibandingkan dengan kesempatan memahami hidup orang lain..

(R I R I)

No comments:

Post a Comment

Bayangkan

Saat saya menulis ini, Indonesia sedang mengalami badai kedua (atau bahkan ketiga?), yang mengakibatkan naiknya kasus dan tingkat kematian, ...

Popular Posts