Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap dipuja-puja bangsa
Disana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata
Saya sudah lupa ada lagu ini. Sampai saya dengar lagu ini mengalun sebagai salah satu lagu-lagu pembuka acara Graduation TK Tara minggu lalu. Dan saya hampir menitikkan air mata.
Dulu, waktu pertama saya belajar lagu-lagu ini waktu di Sekolah Dasar, rasanya rasa haru itu tidak pernah mampir di hati. Tapi sekarang, lagu di atas itu saja sudah cukup untuk membuat saya berkaca-kaca dan sibuk mencari tisu di tas sebelum ada orang yang menangkap basah mata saya yang sudah siap menjatuhkan airnya, padahal acara graduation belum dimulai.
Dan bukan cuma lagu ini yang bisa bikin saya seperti itu.
Semalam saya meninabobokan Lila dengan salah satu lagu gubahan Ismail Marzuki, di antara lullabies lain yang membuat dia tidur nyenyak. Dan saya menangis. Iya, sehabis menyanyikannya, saya menangis. Bodoh kan?.
Saya membayangkan para komposer itu pasti amat sangat mencintai negeri ini. Saya membayangkan mereka menggubah lagu-lagu itu dengan sinar cinta yang penuh di mata mereka. Dengan jantung yang berdebar seperti seorang pria menuliskan surat cinta pada perempuan yang terkasih. Dengan jari yang menari di atas kertas seperti penari yang bercinta dengan alunan gamelan dan menghasilkan tarian yang penuh arti.
Sekarang...siapa yang bisa menggubah lagu penuh cinta seperti ini lagi. Saat negeri ini sudah (hampir habis?) diperkosa para penguasa. Saat rakyat hanya bisa nelangsa melihat mereka yang diharapkan melindungi, malah mengangkangi dengan hati nurani yang telanjang tanpa baju yang bernama welas asih. Saat setiap harapan yang digantungkan, akhirnya harus terpuruk tanpa ampun.
Saya yakin masih banyak orang yang mencintai negeri ini tanpa menggubah lagu-lagu cinta untuknya. Tapi mendengarkan lagi lagu-lagu itu, mau tidak mau miris juga hati ini. Mana Indonesia jaya yang dipuja-puja itu?. Kapan kita akan lihat dia kembali bersinar?.
Semoga saja, cinta yang masih ada untuknya akan memberikan dia semangat untuk terus berlari. Semoga, satu hari nanti, anak-anak kita dengan cinta mereka akan tanah airnya, akan membuat dia bersinar kembali. Aamiin..
(R I R I)
No comments:
Post a Comment